Biografi Chris John - Petinju Indonesia


Yohannes Christian John atau Chris John lahir di Banjarnegara, 14 September 1979, merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Ayah Chris John, Johan Tjahjadi yang mantan petinju amatir, melatih Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka masih berusia dini, sekitar usia 5 tahun. Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John kemudian direkrut oleh pelatih tinju kenamaan, Sutan Rambing, di Semarang. Dia merupakan seorang petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia ketiga yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical dan Nico Thomas.

Chris John kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 1998 dalam debut melawan Firman Kanda. Saat itu Chris John menang angka dalam pertandingan 6 ronde. Namanya kemudian melesat bagai meteor saat dia berhasil mengkanvaskan petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi, dalam pertandingan menegangkan selama 12 ronde. Chris John sempat terkena knockdown dua kali di ronde pertama, tapi dia berhasil membalikkan situasi dengan memukul KO Alfaridzi pada ronde ke-12, sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu.

Menurut pengakuan Chris John, kondisinya sangat buruk saat itu, dan dia mengalami pendarahan pada hidung karena tulang hidungnya patah. Setelah beberapa kali bertanding dalam perebutan gelar nasional, Chris John berhasil menundukkan rekan senegaranya Soleh Sundava pada tahun 2001 untuk merebut gelar PABA kelas bulu.


Kesempatan emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia tiba saat Chris John berkesempatan menantang Oscar Leon dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12 ronde tersebut, dan dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title).

Tak lama, WBA "menghibahkan" gelar juara definitif (bukan lagi gelar interim) kepada Chris John, saat sang juara bertahan Derrick Gainer dari Amerika Serikat kalah angka dari Juan Manuel Marquez (Meksiko, juara IBF). Saat itu, sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super (super champion) WBA karena berhasil menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John sebagai juara reguler.

Chris John menikah dengan Anna Maria Megawati, mantan atlet wushu, pada tahun 2005, dan telah dikaruniai dua orang putri
bernama Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani. Selain atlet tinju, Chris John juga sempat dikenal sebagai atlet nasional wushu. Keberhasilan Chris di dunia tinju, membawanya ke profesi sampingan, antara lain bintang iklan untuk berbagai produk dan komentator tinju di televisi.


Prestasi Dari Chris John
Menang melawan Osamu Sato di Tokyo, Jepang
Seri melawan Jose Cheo Rojas yang pertama
Menang melawan Derrick Gainer
Menang melawan Tommy Browne di Australia
Menang melawan Juan Manuel Marquez
Menang melawan Renan Acosta
Menang melawan Jose Cheo Rojas yang kedua
Menang melawan Zaiki Takemoto di Kobe, Jepang
Menang melawan Roinet Caballero di Jakarta, Indonesia
Menang melawan Hiroyuki Enoki
Seri melawan Ricardo Rocky Juarez
Menang melawan Ricardo Rocky Juarez
Menang Melawan Fernando David Saucedo
Menang melawan Daud Cino Yordan

Sebagai bintang iklan
Extra Joss - (Minuman berenergi) - TV dan non TV (kontrak sudah selesai)
Kuku Bima Ener-G - (Minuman berenergi) - TV dan non TV
Iklan Kampanye anti HIV - TV
Fire Power - zat aditif untuk kendaraan (perusahaan Australia) - non TV

Lain-lain
Selain petinju, Chris John adalah seorang atlet wushu yang berprestasi, di antaranya merebut medali emas kelas 52 kg SEA Games di Jakarta 1997, serta medali perunggu kelas yang sama pada SEA Games di Kualalumpur 2001.
Sebagai motivator untuk para karyawan dan agen asuransi Prudential
Bekerjasama dengan designer Samuel Wattimena yang senantiasa menyediakan pakaian sehari-hari untuk Chris John.
Bekerjasama dengan pakar motivasi Andrie Wongso

Kutipan
"Orang hanya mengenal saya seperti sekarang ini; sukses, terkenal, dan memiliki banyak uang. Tapi kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana saya berjuang, sejak kecil digembleng ayah saya berlatih tinju dan saya hampir tidak mempunyai waktu bermain seperti anak sebaya saya."
"Saat debut tinju dalam kejuaraan tinju amatir di Banjarnegara, saya begitu grogi, sehingga saat memukul, saya memejamkan mata sambil memukul, dan rupanya banyak yang kena, sehingga saya dinyatakan menang angka."
"Biarlah orang lain menganggap gelar juara saya sekedar juara di atas kertas (paper champion) dll, tapi saya akan buktikan bahwa saya bukan seorang paper champion."
Sebagai pembicara di beberapa seminar maupun talkshow di televisi dan radio


Referensi :biografiku.com

Biografi Rhoma Irama - Sang Raja Dangdut


biografi, rhoma irama, penyanyi, artisBiografi Rhoma Irama. Dalam dunia musik tanah air, khususnya musik dangdut, Nama Rhoma Irama sudah tidak asing lagi ditelinga orang-orang. Ia dikenal sebagai Raja Dangdut Indonesia karena piawai dalam menyanyikan musik dangdut. Raden Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946, Pria ‘ningrat’ ini merupakan putra kedua dari empat belas bersaudara, delapan laki-laki dan enam perempuan (delapan saudara kandung, empat saudara seibu dan dua saudara bawaan dari ayah tirinya). Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya, seorang komandan gerilyawan Garuda Putih, memberinya nama ‘Irama’ karena bersimpati terhadap grup sandiwara Irama Baru asal Jakarta yang pernah diundangnya untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Sebelum pindah ke Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah kakaknya, Haji Benny Muharam dilahirkan.

Kehidupan Rhoma Irama
Sebelum pindah ke Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah kakaknya, Haji Benny Muharam dilahirkan. Setelah beberapa tahun tinggal di Tasikmalaya, keluarganya termasuk kakaknya, Haji Benny Muharam, dan adik-adiknya, Handi dan Ance, pindah lagi ke Jakarta lalu tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, kemudian pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Di sinilah mereka menghabiskan masa remaja sampai tahun 1971 lalu pindah lagi ke Tebet.

Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya. Tangisannya terhenti setiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol, ia sudah mulai menyukai lagu. Minatnya pada lagu semakin besar ketika masuk sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD, ia sudah bisa membawakan lagu-lagu Barat dan India dengan baik. Ia suka menyanyikan lagu No Other Love, kesayangan ibunya, dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Lata Maagiskar. Selain itu, ia juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah yang dinyanyikan Umm Kaltsum.

Munculnya bakat bermusik
Bakat musiknya mungkin berasal dari ayahnya yang fasih memainkan seruling dan menyanyikan lagu-lagu Cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Selain itu, pamannya yang bernama Arifin Ganda suka mengajarinya lagu-lagu Jepang ketika Rhoma masih kecil. Pengalamannya menyanyikan lagu-lagu India sewaktu masih sekolah dasar, lagu-lagu pop dan rock Barat hingga akhir 1960-an lalu beralih ke musik Melayu, menjadikan lagu dan musik yang dibawakannya di atas panggung lebih dinamis, melodis dan menarik.

Karena usia Rhoma dengan kakaknya Benny tidak berbeda jauh, mereka selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Berbeda dengan kakaknya yang lebih sering malas ikut mengaji di surau atau rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian dengan tekun. Setiap kali ayah ibunya bertanya apakah kakaknya ikut mengaji, Rhoma selalu menjawab ya. Ke sekolahpun mereka berangkat bersama-sama. Dengan berboncengan sepeda, keduanya berangkat dan pulang ke sekolah di SD Kibono, Manggarai.

Di bangku SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan. Rhoma adalah murid yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Dan uniknya, Rhoma tidak sama dengan murid-murid lain yang suka malu-malu di depan kelas. Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai ke kelas-kelas lain. Perhatian murid-murid semakin besar karena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak atau lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India.

Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian penyanyi senior, Bing Slamet karena melihat penampilan Rhoma yang mengesankan ketika menyanyikan sebuah lagu Barat dalam acara pesta di sekolahnya. Suatu hari ketika Rhoma masih duduk di kelas 4, Bing membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang membanggakan bagi Rhoma.

Sejak itu, meski belum berpikir untuk menjadi penyanyi, Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Dengan usaha sendiri, ia belajar memainkan gitar hingga mahir. Karena saking tergila-gilanya dengan gitar, Rhoma sering membuat ibunya marah besar. Setiap kali ia pulang sekolah, yang pertama dia cari adalah gitar. Begitu pula setiap kali ia keluar rumah, gitar hampir selalu ia bawa.

Pernah suatu kali, ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, tetapi Rhoma lebih suka memilih bermain gitar. Akibat ulahnya itu, ibunya merampas gitarnya lalu melemparkannya ke arah pohon jambu hingga pecah. Kejadian itu membuat sedih Rhoma karena gitar adalah teman nomor satu baginya.

Musik dan Rhoma Irama
Dalam perkembangannya dalam mendalami musik, Rhoma mulai menyadari bahwa meskipun ayah dan ibunya – pasangan berdarah ningrat – adalah penggemar musik, mereka tetap menganggap dunia musik bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan atau dijadikan sebuah profesi. Ibunya sering meneriakkan ‘berisik’ setiap kali ia menyanyi dan beranggapan bahwa musik akan menghambat sekolahnya. Kenyataan ini membuat bakat musik Rhoma justru semakin berkembang dari luar rumah karena di dalam rumah ia kurang mendapat dukungan.

Sewaktu Rhoma masih kelas 5 SD tahun 1958, ayahnya meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan delapan anak, yaitu, Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry, dan Yayang. Ketika kakaknya, Benny masih duduk di kelas 1 SMP, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya, yang masih ada hubungan famili dan juga berdarah ningrat. Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang terdahulu dan setelah menikah dengan Ibu Rhoma, sang ibu melahirkan dua anak lagi.

biografi, rhoma irama, penyanyi, artis
Ketika ayah kandungnya masih hidup, suasana di rumahnya feodal. Sehari-hari ayah dan ibunya berbicara dengan bahasa Belanda. Segalanya
harus serba teratur dan menggunakan tata krama tertentu. Para pembantu harus memanggil anak-anak dengan sebutan Den (raden). Anak-anak harus tidur siang dan makan bersama-sama. Ayahnya juga tak segan-segan menghukum mereka dengan pukulan jika dianggap melakukan kesalahan, misalnya bermain hujan atau membolos sekolah.

Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya bila dibandingkan dengan masyarakat sekitar. Rumahnya mentereng dan mereka memiliki beberapa mobil seperti Impala, mobil yang tergolong mewah di zaman itu. Rhoma juga selalu berpakaian bagus dan mahal.

Namun, suasana feodal itu tidak lagi kental setelah ayah tiri-nya hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Bahkan dari ayah tiri inilah, di samping pamannya, Rhoma mendapat ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat-alat musik akustik berupa gitar, bongo, dan sebagainya.

Dunia Rhoma di masa kanak-kanak rupanya bukan hanya dunia musik. Rhoma juga suka adu jotos dengan anak-anak lain. Lingkungan pergaulannya ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng, dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan, atau setidaknya saling bersaing. Dengan demikian, perkelahian antar geng sering tak terhindarkan.

Di Bukitduri tempat tinggalnya, hampir setiap kampung di daerah itu terdapat geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukit Duri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Dari Bukitduri Puteran, dan dari Manggarai banyak anak muda yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap kali mereka bertemu.

Satu hal yang cukup menonjol pada diri Rhoma adalah teman-temannya hampir selalu menjadikan Rhoma sebagai pemimpin. Tentu saja, bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhomalah yang diharapkan tampil paling depan, untuk berkelahi. Meskipun pernah menang beberapa kali, Rhoma juga sering mengalami babak belur, bahkan pernah luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.

Ketika ia masuk SMP, tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma, ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing, karena sejak kecil ia sudah mendapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru silat lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada Pak Rohimin di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di Jalan talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng, para anggota geng saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari.

Karena kebandelannya itulah maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas, sehingga karena malu maka ia acapkali berpindah sekolah. Kelas Tiga SMP dijalaninya di Medan. Ketika itu ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian ia sudah pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta.

Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Sewaktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di luar dan dalam sekolah membuatnya acapkali keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, St Joseph di Solo, dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak jauh dari rumahnya.

Rhoma Irama Menjadi Pengamen Jalanan
Di masa SMA lah Rhoma sempat melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di sana dia ditampung di rumah seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya, sebelum ‘terdampar’ di Solo, ia berniat hendak belajar agama di Pesantren Tebuireng Jombang. Namun, karena tidak membeli karcis, Rhoma, Benny kakaknya, dan tiga orang temannya, Daeng, Umar, dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan lalu diturunkan di tempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja, mereka naik kereta lagi menuju Solo.

Di Solo, Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolah diperolehnya dari mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun, karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Ia kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas 17 Agustus, tapi hanya bertahan satu tahun karena ketertarikan Rhoma kepada dunia musik sudah terlampau besar.

biografi, rhoma irama, penyanyi, artis
Menjajdi Penyanyi Dangdut Terkenal dan Berdirinya Soneta Band
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Tahun 1972, ia menikahi Veronica yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27) dan Romy (26). Tetapi sayang, Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985 setelah sekitar setahun sebelumnya Rhoma menikahi Ricca Rachim – partner-nya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Melodi Cinta, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri.

Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984).

Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Pak Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama. 
Sumber : biografiku.com

Biografi Andre Taulany OVJ


Andre OVJ, biografi, artisAndre Taulany atau sering disebut dengan Andre Stinky / Andre OVJ lahir di Jakarta, 17 September 1974 dengan ibu bernama Rasidah Hanum Hasibuan dan ayah bernama Robby Haumahu, dia berprofesi sebagai pemain sinetron, film, sekaligus sebagai Komedian. Andre merupakan artis indonesia yang sudah bermain di beberapa sinetron diantaranya Cerita Cinta, Terang Milikku Juga selain itu Andre Stinky juga pernah membintangi film layar lebar seperti Kiamat Sudah Dekat, Kunfayakun, dan Susuk Pocong. Andre lebih dikenal sebagai Andre OVJ sejak perannya di acara Komedi Opera Van Java TRANS 7.

Setelah bergabung dengan grup band Stinky, nama Andre lebih terkenal dengan Andre Stinky. Bersama Irwan (bass), Nanno (gitar), dan Edy (drum) serta Ndang (telah keluar); Stinky telah merilis 8 album di luar The Best Of Stinky dan Love Song Of Stinky. Album teranyar mereka bertajuk Pecinta Sejati dirilis tanggal 19 Mei 2007. Seperti album terdahulu grup band yang pernah meraih penjualan 1 juta kopi lewat hits mereka "Mungkinkah" dan "Jangan Tutup Dirimu", dalam album tersebut mereka juga masih mengusung tema cinta.

Andre akhirnya keluar dari grup band Stinky yang sudah membesarkannya, dan mencoba untuk bersolo karier, hits yang pernah dikeluarkan adalah lagu Cintailah Istanaku yang juga menjadi OST. Sinetron Akulah Arjunaku.

Selain menyanyi dan bermusik, putra pasangan Robby Haumahu dan Rasidah Hanum Hasibuan ini juga menjajal dunia akting dengan bermain di beberapa judul film, diantaranya Kiamat Sudah Dekat (2003) dan Cerita Cinta (2001). Saat ini, nama andre taulany tidak dikenal sebagai musisi melainkan sebagai komedian. Karena aktingnya yang kocak di berbagai acara komedian membuat dirinya lebih dikenal
sebagai komedian. Beberapa acara yang turut membangun kembali eksistensinya di dunia hiburan tanah air yaitu lewat akting kocaknya di acara komedi “Opera Van java”. Selain OVJ, andre juga sempat berakting di beberapa acara komedi seperti, Ngelenong Nyok, Komedi Betawi, dan Lenong.co.id

Andre OVJ, biografi, artis
Setelah berhubungan dengan beberapa wanita, di antaranya, Linda Rachman, Indah Ludiana dan Ayu Pratiwi. Laki-laki dengan tinggi 173 cm dan berat 56 kg ini akhirnya menambatkan hatinya pada wanita keturunan Padang, Rien Wartia Trigina (biasa dipanggil Erin). Mereka menikah pada tanggal 17 Desember 2005. Pada tanggal 30 November 2006, isteri Andre melahirkan anak pertama mereka yang berjenis kelamin laki-laki.

Andre OVJ, biografi, artis
Sinetron
  • Cerita Cinta
  • Kiamat Sudah Dekat
  • Terang Milikku Juga
  • Hidayah

Film
  • Kiamat Sudah Dekat (2003)
  • Ketika (2005)
  • Kun Fayakuun (2008)
  • Susuk Pocong (2009)

Acara Komedi
  • Ngelenong Nyok
  • Komedi Betawi
  • Lenong.co.id
  • Opera Van Java
  • PAS Mantab
  • The Promotor
  • Sahurnya OVJ

Referensi :biografiku.com

Biografi Parto Partrio pelawak OVJ


Biografi Parto Patrio - PelawakParto Patrio terlahir dengan nama lengkap Eddy Soepono lahir di Jakarta, 17 April 1961 lebih dikenal sebagai Parto Patrio salah satu anggota grup trio lawak Patrio. Kini Parto Patrio yang kini aktif di lawakan OVJ (Opera Van Java) sebagai Dalang nya. Dalam lawakannya, Parto menggunakan logat Ngapak (Banyumasan), karena konon kabarnya, dia ada daerah Cilacap.Parto mengawali karirnya ketika ia menjadi penyiar radio di SK bersama Akri dan Eko. Setelah itu mereka bertiga sepakat untuk mendirikan bersama grup lawak bernama Patrio tepatnya pada tanggal 10 oktober 1994. Patrio mencapai ketenaran nasional lewat acara Ngelaba di stasiun televisi TPI. Setelah nama mereka populer, masing-masing anggota sering mendapat pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri.

Meski demikian, mereka tetap berkomitmen untuk Patrio. Selain sering muncul di acara dengan tema lawak, Parto juga pernah mendukung beberapa sinetron komedi, di antaranya sinetron Oke-Oke Bos. Tahun 2009, bermain di sitkom OKB dan Opera Van Java di Trans 7. Di Opera Van Java berperan sebagai dalang, kasus senjata apinya kadang dijadikan lawakan di OVJ dan dia sering diidentikan dengan Ariel Peterpan. Dalam acara OPERA VAN JAVA, Parto berperan sebagai seorang dalang yang mempunyai wewenang untuk mengatur alur cerita di setiap adegan. Sedangkan para pemain yang bertindak sebagai wayang, harus menuruti semua perintah yang diucapkan oleh dalang, oleh karena itu, para pemain dituntut untuk melakukan improvisasi adegan dan dialog dengan cepat.

Parto menikah dengan Ida Murwani. Dari pernikahan ini, Parto mempunyai 3 orang anak. Tahun 2001, Parto menikah lagi dengan seorang artis pendatang baru, Dina Risty. Dari istri kedua, Parto mempunyai seorang anak. Bulan Agustus 2004, Parto terpaksa berurusan dengan polisi atas keterlibatan dalam penggunaan senjata api secara sembarangan. Peristiwa itu terjadi di sebuah cafe tempat acara ulang tahun anak rekannya, Eko Patrio.

Biografi Parto Partrio - Pelawak OVJ
Selain itu, keunikan program ini adalah alur ceritanya yang hanya diketahui oleh sang dalang, sehingga
reaksi dan aksi spontan para pemain OPERA VAN JAVA ini akan mengalir dengan sendirinya. Selama pertunjukan wayang manusia ini berlangsung, Parto akan ditemani oleh Rina ‘Sinden Centil’ yang akan memberikan komentar terhadap para pemain, serta menyanyikan beberapa buah lagu dengan gaya khas seorang sinden, sedangkan Sule akan hadir di setiap episode OVJ sebagai pemain wayang tetap.

Biografi Parto Patrio - Pelawak
Acara Opera Van java digawangi oleh Parto Patrio sebagai Dalang, Rina sebagai sinden, dan didukung pemain-pemain tetap seperti Sule Steven, Olga Syaputra, Azis Gagap, Andre Stinky , Nunung dan berbagai bintang tamu yang selalu berganti setiap episode. Karakter masing-masing tokoh dalam tiap episode memang berbeda-beda tapi tidak meninggalkan karakter yang telah melekat di diri masing -masing pemain tersebut. Sule berkarakter sebagai penggerak tim sehingga sering mendapat tokoh utama. Olga berkarakter juga pemain utama yg sering bertukar peran utama dgn Sule.

Saat hendak pulang, langkah Parto dan Dina, istri keduanya, ditahan para wartawan yang hendak meminta konfirmasi kabar bahwa Parto telah sebulan tidak mengunjungi istri pertamanya. Merasa jalannya dihalang-halangi, Parto marah dan menembakkan pistol ke atas. Kasus tersebut berlanjut dengan pelaporan sejumlah pekerja infotainment yang merasa terancam oleh Parto. Namun kasus ini akhirnya selesai dengan perdamaian. Pihak pelapor telah mencabut gugatannya dan telah ditandatanganinya nota kesepakatan antara pelapor dan Parto. Saat ini Parto dikenal membawakan lakon dalang di acara komedi Opera Van Java bersama sule, azis, nunung, dan andre taulany yang ditayangkan oleh TRANS 7.

Acara Komedi :
  • Oke-Oke Bos
  • Opera Van Java
  • Ngelaba

Referensi :biografiku.com

Biografi Azis Gagap OVJ


Azis Gagap, Opera Van Java, Komedian, Pelawak, BiografiMuhammad Azis lahir di Jakarta, 22 Desember 1961, dikenal luas dengan nama Azis Gagap OVJ, Perjalanan karir Azis ini juga terbilang tidak mudah karena diawal-awal karirnya, Azis pernah menerima bayaran melawak sebesar Rp. 25 ribu saja. Mendapatkan bayaran yang dirasa tidak mencukupi hidupnya, Azis juga pernah mencoba berkarir dengan bekerja di sebuah kontraktor bangunan. Pertama kali terjun di dunia komedian, Azis merasakan kesulitan karena Azis nggak bisa ngelucu.

Azis mengawali karier melawak melalui panggung lenong dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Selanjutnya, pada tahun 1999 ia mulai bekerja dengan Bagito dalam acara "Paviliun" di TVRI. Azis dengan melawak bersama Bagito berkenalan dengan Patrio. Dan Azis mengaku banyak belajar ngelawak dari teman-temannya, walaupun mendapatkan bayaran sebesar Rp. 25 ribu saja, Azis tetap mensyukurinya untuk mencukupi istri dan ketiga anaknya.

Azis juga mencoba jalan lain untuk mendapatkan rejeki lebih untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja di sebuah kontraktor bangunan. Namun karena merasa memiliki jiwanya berada di komedian akhirnya Azis meninggalkan perusahaan kontraktor bangunan itu dan kembali menjadi komedian. Dan ternyata jalan menuju rejeki yang lebih besar itu tidak selamanya tertutup bagi Azis dan keluarganya ini. Azis mendapatkan masukan dari seorang penulis untuk memerankan seorang komedian yang gagap.
Azis Gagap, Opera Van Java, Komedian, Pelawak, Biografi
Sejak tahun 2008 karier Azis mulai menanjak dengan melawak dalam Opera Van Java bersama parto , sule, Andre Taulany, dan Nunung. Azis juga berencana merambah dunia menyanyi dengan mengeluarkan album. Disamping sebagai aktor dan komedian di dunia hiburan, Aziz Gagap juga seorang yang dermawan dan sangat peka terhadap masalah sosial. hal demikian dibuktikan dengan keterlibatan dan aktivitas sosialnya dengan mendirikan sebuah pesantren bernama "Padepokan Aziziyah" di Bogor. sebuah tempat belajar yang diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang beruntung secara ekonomi. di padepokan yang saat ini sedang dibangun ini siswa dan siswinya di bebaskan dari biaya.

Referensi :biografiku.com

Biografi Titiek Puspa


Titiek Puspa, Biografi, penyanyiTitiek Puspa, yang mempunyai nama asli Sudarwati yang diubah menjadi Kadarwati dan terakhir diubah menjadi Sumarti lahir di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, 1 November 1937. Nama "Titiek Puspa" diambil dari Titiek yang merupakan nama panggilannya sehari-hari dan Puspa dari 'Puspo' nama bapaknya. Nama ini pula yang diambil untuk nama orkes pengiringnya "PUSPA SARI" yang dipimpinnya sendiri dan mengiringinya menyanyi di awal kariernya.

Awal karier bernyanyinya dimulai di Semarang, kota di mana Titiek Puspa yang kini disebut sebagai diva legendaris oleh Majalah Wanita KARTINI, mengikuti kontes menyanyi "Bintang Radio". Tidak hanya sampai di bidang menyanyi saja, 'eyang Titik' juga menunjukan totalitasnya dalam menggarap beberapa operet yang sempat sangat disukai pemirsa TVRI, seperti operet bawang Merah Bawang Putih,Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi Kartini dan Ronce-ronce.

Rekaman piringan hitamnya yang pertama dengan label GEMBIRA, berisi lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, dan duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton, iringan musik Empat Sekawan Sariman. Pada pertengahan 1960, Titiek Puspa sempat menjadi penyanyi tetap pada Orkes Studio Jakarta. Saat itu Titiek Puspa banyak mendapat bimbingan dari Iskandar (pencipta lagu dan pemimpin orkes) dan Zainal Ardi (suaminya sendiri seorang announcer Radio Republik Indonesia Jakarta). Sebagai penyanyi yang mulai menanjak popularitasnya, Titiek belum menciptakan banyak lagu dalam albumnya, lagu-lagunya banyak diciptakan misalnya oleh Iskandar, Mus Mualim, ada juga Wedasmara.

Barulah pada album Si Hitam dan Pita (1963) yang berisi 12 lagu tiap albumnya semuanya adalah ciptaannya sendiri dan menjadi populer saat itu, selain
itu juga album Doa Ibu berisi 12 lagu, 11 lagu adalah ciptaannya dengan 1 lagu ciptaan Mus Mualim. Dari album Si Hitam, lagu yang semakin memopulerkan namanya adalah Si Hitam, Tinggalkan, Aku dan Asmara. Bisa juga dikatakan bahwa bersama album Si Hitam, album Doa Ibu adalah album yang legendaris karena berisi lagu-lagu Minah Gadis Dusun, Pantang Mundur, yang semakin menancapkan Titiek Puspa sebagai penyanyi dan pencipta lagu Indonesia yang baik.

Titiek Puspa, Biografi, penyanyi
Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-70, Titiek menggelar konser bertajuk Karya Abadi Sang Legenda: 70 Tahun Titiek Puspa. Konser ini ditujukan sebagai perwujudan rasa terima kasih Titiek Puspa kepada semua yang terlibat dan pernah bekerja sama dengan Titiek Puspa terhadap negeri ini, khususnya terima kasih tak terhingga untuk penonton dan penggemar Titiek Puspa. Konser yang diriingi musisi Dian HP Orchestra dengan melibatkan Ari Lasso, Andi /rif, 3 Diva (KD, Titi DJ, Ruth Sahanaya), Melly Goeslaw, Vina Panduwinata, Pinkan Mambo, Yovie Widianto, Hedi Yunus, Kevin Aprilio, Rio Febrian, Delon Thamrin, Bob Tutupoly, Dewi Sandra, Emilia Contessa, Marini, Euis Darliah, Elvy Sukaesih, Inul Daratista, Warna, Project Pop, Gita Gutawa, artis Mamma Mia, dan Host Ringgo Agus Rahman, Daniel Mananta, dan Tamara Bleszynski, turut pula disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta menteri, pejabat negara, dan mantan pejabat negara.

Referensi :biografiku.com

Biografi Ari Lasso


Ari Lasso, Musisi, Biografi, PenyanyiBiografi Ari Lasso. Nama lengkapnya Ari Bernardus Lasso atau lebih dikenal dengan nama Ari Lasso lahir di Madiun, Jawa Timur, 17 Januari 1973, merupakan Anak dari pasangan Bartholomeus B. Lasso dan Sri Noerhida. Saat remaja Ari sekolah di SMA 2 Surabaya, bersama kawannya Juniarso yang menjadi drummer pertama Dewa 19 dan Piyu yang kelak menjadi gitaris PADI, membentuk sebuah band bernama Outsider Band. Sejak pertemuannya dengan personel Down Beat yang terdiri Dhani, Erwin dan Andra, ia merasa cocok sehingga mulai bermain musik bareng. Pertemanan mereka kemudian berlanjut dengan pembentukan band Dewa 19.

Melalui perjuangan panjang, akhirnya Dewa 19 berhasil masuk ke dapur rekaman. Album debut Dewa 19, Kangen, kemudian berhasil menjadi album terlaris versi BASF (1993). Berlanjut makin hari Dewa 19 makin populer, sehingga nama Ari Lasso pun makin meroket.

Tetapi tampaknya Ari belum siap menjadi penyanyi terkenal sehingga terjerumus dalam narkoba. Keterlibatannya dengan narkoba sejak album ketiga akhirnya tidak bisa ditolerir Dhani dan personel Dewa 19 lainnya. Puncaknya perpecahan dengan dipecatnya Erwin, Wong Aksan dan akhirnya Ari dari Dewa 19. Ari yang kemudian telah sadar kebiasaan mengonsumsi narkoba merugikannya sehingga berusaha meninggalkannya. Ia pun berhasil namun, sudah patah arang dengan Dewa 19 sehingga memutuskan berkarier solo.

Setelah resmi keluar dari Dewa, Ari mulai menggarap album solonya. Ari muncul kembali ke dunia hiburan, tampil duet bersama Melly Goeslaw, yang kemudian sukses besar di pasaran. Tahun 2001 Ari mengeluarkan album solo pertamanya Sendiri Dulu, yang juga sukses besar dengan tembang
andalannya Misteri Ilahi. Di album ini ia dibantu oleh Bebi Romeo, Erwin Prasetya, Andra, Bimo, Bongky, Anto Hoed, Denny Chasmala, dan Andi Rianto.
Ari Lasso, Musisi, Biografi, Penyanyi
Ari Lasso
Hubungannya dengan Dhani yang sempat tegang pun cair. Malah Dhani rela menyumbangkan dua lagunya Rahasia Perempuan dan Jika Aku Bukanlah Aku ke dalam album solo kedua Ari yang bertajuk Keseimbangan, yang berbuah respon baik dari penikmat musik Indonesia. Tahun 2003 ia kembali merilis album keduanya Keseimbangan. Pada album ini ia menggandeng musisi-musisi hebat seperti Ahmad Dhani, Piyu (Padi), Andra (Dewa), Bebi Romeo, Ricky FM, Marshal (Dr. PM).

Tahun 2004 ia merilis album ketiganya Kulihat, Kudengar, Kurasa, dimana salah satu lagunya menjadi sound track film layar lebar dengan judul sama, Mengejar Matahari. Ari mengeluarkan album keempatnya dengan tajuk "Selalu Ada" pada tahun 2006. Di album ini, lagu Cinta Terakhir menjadi andalannya. Di tahun 2007, Ari merilis album "The Best of" dengan salah satu lagunya, Aku dan Dirimu, di mana Ari duet bersama Bunga Citra Lestari.

Beberapa waktu lalu, Ari divonis dokter jika pita suaranya cepat rusak. Oleh karenanya Ari melakukan antisipasi dengan puasa bicara. Pita suara Ari cepat rusak bukan saat bernyanyi melainkan saat berbicara. Ari juga terpaksa 'istirahat' sejenak dari jadwal manggung selama 4 bulan. Namun pada gelaran acara Dji Sam Soe Urban Jazz Crossover yang diadakan di Medan, Bandung, Semarang dan Jakarta pada 1 Mei 2009 hingga 22 Mei 2009, Ari bakal tampil.
Sumber :biografiku.com